Proposal Hidup
Teringat pepatah
seseorang “jangan pernah sedikitpun merasa sukses memperoleh sesuatu sebelum
apa yang kita dapatkan benar-benar bermanfaat untuk orang lain”, lalu bagaimana
saya dan Anda mendefinisikan kata sukses? Silakan pikirkan saya pun tidak
menuliskannya disini hanya saja saya juga setuju sekali dengan pepatah tadi.
Sore ini saya menulis cerita lama dalam bentuk proposal hidup yang mungkin
sebagian para pembaca belum tahu atau bahkan sudah lebih dulu tahu dari sebelum
membaca blog saya. Tulisan kali ini saya terinspirasi dari yang pernah saya
baca sumbernya dari buku “I am a Muslim Entrepreneur” karya Ahmad Rifa’i Rif’an.
Sebuah riset pernah
dilakukan terhadap lulusan MBA (Master of Business Administration) di Harvard
Business School pada tahun 1979 para lulusan MBA diberikan sebuah pertanyaan: “
Apakah Anda telah menyusun suatu rencana hidup dengan jelas, spesifik, dan
tertulis?” Bagaimana hasil riset tersebut? Hasilnya:
3 % telah memiliki rencana hidup dengan jelas,
spesifik dan tertulis.
13% telah memiliki
rencana hidup yang jelas, spesifik, tetapi tidak tertulis.
Dan 84% belum sama
sekali memiliki rencana hidup.
Sepuluh tahun
kemudian, yakni pada tahun 1989 para peneliti yang dipimpin langsung oleh Marck
McComark mewawancarai ulang semua responden yang pernah diberi pertanyaan pada
tahun 1979 tersebut. Hasilnya, 13% yang memiliki rencana hidup yang jelas
spesifik tetapi tidak tertulis, memiliki penghasilan rata-rata dua kali lipat
dibandingkan mereka yang tidak memiliki rencana hidup (yanag berjumlah 84%).
Yang luar biasa, 3% responden yang memiliki rencana hidup yang jelas, spesifik,
dan tertulis ternyata mempunyai penghasilan rata-rata 10 kali lipat dibanding
97% ersponden lulusan Harvard Business School tersebut. Kita boleh percaya atau tidak J.
Adapun tipsnya
paling tidak ada empat hal yang bisa kita penuhi agar menghasilkan
target-target hidup yang bisa benar-benar berpengaruh dan menggerakan kita.
Mari kita simak.
1. Spesifik
1. Spesifik
Tuliskan
target mimpi-mimpi kita secara spesifik. Sebagai contoh : saya ingin menjadi
pengusaha jilbab terbesar se-Indonesia.
2.Terukur
Tentu
apa yang kita targetkan harus memiliki parameter yang jelas. Misalnya :
Memiliki perusahaan jilbab beromzet 500 juta per bulan.
3. Jangka Waktuya Jelas
3. Jangka Waktuya Jelas
Hal
ini akan menjadikan diri kita terpacu untuk segera mencapainya. Misalnya:
Perusahaan jilbab saya telah beronzet 500 juta per bulan pada 1 Januari 2025.
4. Memberi Kontribusi
4. Memberi Kontribusi
Dan
point ini adalah mengingatkan kita untuk membuat target yang harus memiliki
kontribusi yang besar bagi banyak orang. Misalnya: Mempekerjakan sepuluh ribu orang, membina 500
anak jalanan menjadi pengusaha.
Lalu jabarkan point
diatas menjadi target-target kecil misalkan menjadi target bulanan, mingguan,
atau harian.
Saya juga sedang
mempraktikan jadi jangan tanya saya sudah berhasil atau belum, mari sama-sama
mencoba targetkan mimpi kita, ikhtiarkan, do’akan, lalu sisanya kita tawakal J.
Comments
Post a Comment