Pendidikan Dengan Cinta



Pendidikan Dengan Cinta
 Oleh 
Wulan Ratna Dewi 

Pendidikan merupakan suatu hal penting yang diperlukan bagi manusia sebagai makhluk yang telah diberi kelebihan akal dari pada makhluk Allah yang lain. Untuk menjadi orang berpendidikan memang kita harus menyempatkan waktu yang luang untuk mengikiuti alurnya. Belajar tak berarti mahal, kita bisa menjadi orang berpendidikan meski dilahirkan dari keluarga yang serba pas-pasan. Bagaimana orang memandang seorang berpendidikan itu? Pasti derajatnya lebih tinggi. Tentu sebagai orang yang berpendidikan harus mencerminkan dengan mengaplikasikan dikehidupan sehari-harinya.

Memahami Arti  Pendidikan
Pengertian Pendidikan dalam Bahasa Yunani berasal dari kata “Pedagogi”, yaitu dari kata “paid” artinya anak dan “agogos” artinya membimbing. Itulah sebabnya istilah pedagogi dapat diartikan sebagai “ilmu dan seni mengajar anak (the art and science of teaching children). Adapun menurut Ki Hajar Dewantara, mengemukakan bahwa pendidikan adalah segala daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.

Orang berpendidikan pasti berilmu. Untuk berpendidikan, tak jarang orang dikampung yang berpenghasilan menengah kebawah pasti mempertimbangkan dengan kondisi keuangan mereka. Namanya orang kampung sudah bisa makan saja sudah syukur, tak perlu sekolah asal bisa usaha untuk mendapatkan sesuap nasi itu cukup bagi mereka. Itu Faktanya. Entah apa yang salah, mindset mereka terlalu sempit. Padahal Pendidikan bisa mengantarkan kita untuk mendapatkan lebih dari hanya sesuap nasi, bisa rumah, mobil, dll. Mari kita pecahkan masalahnya. Mungkin sedikit pendapat untuk orang tua yang masih berpikiran seperti itu, yang masih membiarkan anak-anaknya tak berpendidikan, sangat disayangkan sekali Bu dan Pak, berhasil itu ketika anak Bapak dan Ibu satu langkah lebih maju dari Bapak maupun Ibu. Warisan paling mahal itu ya pendidikan kalau kata orang tua saya. Hehe tapi memang sangat betul sekali, harta itu bisa habis bu tapi ilmu ketika disampaikan dan bermanfaat akan bertahan lama dan bisa lebih berharga. “Biar ilmu yang mengantarkan kemana pun kau mau” begitulah kata-kata indah yang pernah saya dengar juga. Untuk berpendidikan tak perlu biaya yang mahal asal kita mau bisa didapat dengan cara otodiddak. Jadi sejatinya kita bisa mendapatkan itu dengan banyak cara asal tidak malas.

Bagaimana dengan Cinta?
Cinta adalah fitrah yang diberikan oleh Allah kepada setiap insan yang bernyawa. Haikat cinta itu akan diimplementasikan dengan cara yang lembut, baik, damai. Tak ada orang yang mengaku cinta tapi tidak disertai dengan sikap dan perbuatan yang mencerminkan rasa cinta itu sendiri. Bohong ya itu semua hehe

Pendidikan dengan Cinta
Sering kita dengar bahkan menemui kekerasan yang sering terjadi pada wajah pendidikan di Negara kita. Kenapa itu bisa terjadi? Semua itu ternyata karena mereka (para guru) hanya sebatas menunaikan kewajiban mereka saja, mereka mengajar atas dasar pendapatan yang akan mereka dapat bukan atas dasar panggilan hati mereka. Sehingga terlahirlah kekerasan pada murid bahkan yang lebih miris adalah kejahatan seksual yang terjadi pada saat ini. Pengajar yang seperti itu tidak menandakan kalau dirinya berpendidikan, sebenarnya cara mengajar yang baik adalah dengan memberi contoh langsung kepada muridnya. Hal seperti itu sangat manjur sekali, pengaplikasian akal kita tercermin dari perbuatan kita. Untuk itu perbaiki dulu pemikiran kita termasuk hati kita, ikhlaskan, dan menerima dengan baik nasib kita sebagai seorang guru lalu berbagi dengan penuh cinta. 

Berbanding terbalik dengan yang diatas jarang ditemui seorang guru yang meskipun tidak dibayar tapi dia tetap memenuhi panggilan hatinya untuk menyeru kebaikan, beliau tetap ikhlas mengajar meskipun tanpa gaji. Dengan sabar setiap hari beliau merelakan waktunya hanya untuk mengajar anak-anak yang tak mampu. Sebenarnya apa yang guru kedua ini lihat, apakah hanya sebatas pahala? Bukan hanya itu tapi jauh lebih dari itu ” Pendidikan itu adalah hak bagi mereka”, begitu katanya. Melihat murid kita berhasil, bisa memberikan manfaat bagi orang banyak, cukup membuat para guru tipe kedua ini merasa senang. Jadi beliau mengajar dengan cinta karena untuk memberikan hak dari anak-anak tak mampu tersebut. Sungguh seandainya banyak ditemui orang seperti itu di Dunia ini, maka generasi ke generasi tak akan terus mengalami penurunan melainkan meningkat dari segi SDM. Karena memang pendidikan itu akan melahirkan SDM yang berkualitas disertai juga dengan bekal pendidikan untuk jiwa mereka supaya seimbang. 

Kita tahu negara Singapura merupakan negara yang kecil, SDA negara tersebut terbatas, tetapi karena SDM mereka berkualitas mereka mampu menyulap negara tersebut menjadi negara maju. Bahkan negara Indonesia yang melimpah SDA nya tidak bisa menjadi negara yang Maju, dikarenakan SDM asli di Indonesia masih kurang. Kurang bukan berarti tidak ada, melainkan hanya berjumlah sedikit. Untuk itu mari mulai pendidikan dengan cinta, maka akan terlahir buah cinta yang tumbuh berkualitas, bermanfaat, dan berkelanjutan. 


Comments