Menikah
itu…
Merayakan
pertemuan
Merelakan
perpisahan
(Mereka
satu paket)
Menuju seperempat abad pikiran
udah mulai melayang kemana-mana, pembahasan nikah apalagi menjadi hal yang
paling mengusik. Terlebih kabar angin menjadi serangan yang tiada habisnya.
Menikah itu soal yang amat sangat
kompleks bagi saya. Namun, akhir-akhir ini saya mulai semakin ingin menulis
tentang, “Menikah itu… berarti siap ditinggalkan atau bahkan meninggalkan lebih
dulu.”
Ada baiknya memang ketika kita
memutuskan untuk menikah bukan saja siap untuk merayakan pertemuan, namun juga
kita harus siap kehilangan.
“Suami/istri kita bukan milik
kita, juga anak kita adalah bukan milik kita. Melainkan milik Allaah
Satu-satunya pencipta semata.” – Anonim
Mereka bisa meninggalkan kita
lebih dulu. Karena Allah sayang mereka. Maka tentu kita harus siap dan ikhlas
merelakannya, lalu melanjutkan hidup tetap menjadi orang yang beriman dan
bertanggung jawab. Kapanpun… kita harus siap kehilangan orang yang kita sayang.
Yang perlu digaris bawahi, lantas
kita lepas dari tanggung jawab? Bukan seperti itu maksudnya. Kita tidak bisa
memaksakan kehendak pasangan kita pun anak kita. Tanggung jawab kita ada
batasan-batasannya. Relakan ia untuk berdakwah, dukung dia dengan aktivitasnya.
Kalau dia lebih dibutuhkan untuk ummat misal dibutuhkan kehadirannya disuatu
tempat yang jauh dengan kta, tidaklah kita pantas melarang-larangnya. Tentu
begitu entengnya kita akan bilang, “yasudah ikutlah suamimu.” Namun kenyataan
kadang tidak sesimple itu. Setelah dipertimbangkan ternyata lebih baik LDM,
kamu bisa apa?
Baiklah… saya jadi mulai terusik
menuangkan pikiran-pikiran saya tentang pernikahan. So, tulisan ini hanya buah
dari pemikiran saya dan tentu sangat terbuka untuk kalian komentari J
Menikah itu….
Bukan berarti jomlo seperempat
abad ini tidak pernah memikirkan soal ini. Saya pernah belajar beberapa tahun
terakhir tentang pernikahan dan alhamdulillaah masih belajar sampai dengan saat
ini. Terlebih yang membuat saya semakin ingin menuliskan topik ini adalah
karena kisah seorang yang menjadi sosok inspirator bagi saya. Allah pilihkan
dia yang menjadi sosok pemberi pelajaran untukku di dunia ini diumurku yang
sekarang ini.
Menikah itu….
Adalah hal baik. I admit it. Maha
baik Allah telah mempertemukan dua orang yang siap menyempurnakan separuh
Agama. Merenda visi misi bersama demi
tercapainya pernikahan yang diridhoi-Nya.
Terlepas dari itu semua, tentu harapanku tahun ini bisa dipertemukan dengan orang yang siap menjadi lebih baik bersamaku. Ya.. semoga tahun ini bisa menikah. hehe doakan ya. #ujung-ujungnyanyelipdoa :D
Majalengka, 10 Mei 2020
Comments
Post a Comment