Kenapa wanita harus sekolah tinggi-tinggi, kalau suami menyuruhmu untuk tidak
bekerja bagaimana?
Siang ini saya ingin beropini
tentang sebuah pertanyaan dari seseorang. Begini singkat pertanyaannya, “Neng,
gak pengen nikah aja? Sekolah kan pusing.” Pertanyaan ini memang diajukan oleh orang yang tidak mengenyam pendidikan formal
tinggi, saya tidak tahu sih tepatnya dia lulusan apa. Yang jelas saya tidak
bermaksud menilai kapasitas kualitas seseorang
dari gelar pendidikan formalnya #tidakbermaksudyaa hehe. Jadi, jawaban saya kepada orang tersebut hanya
tersenyum. “Kalau misal nanti suami melarang kamu buat kerja bagaimana?”,
Lanjut dia mencoba melanjutkan pertanyaan seolah-olah menunggu saya menjawab
pertanyaan.
Jadi begini jawaban saya, menurut
saya bukanlah suatu masalah jika suami kelak
tidak mengijinkan saya untuk bekerja sebagai wanita karir yang mencoba
mengaplikasikan ilmu yang didapat saat strata satu. Karena, hakikat wanita
berilmu itu bukan untuk bekerja menurut saya *mungkin sebagian wanita lain ada
yang setuju ada juga yang tidak*. Pendidikan/ilmu pengetahuan adalah untuk
bekal diri. Sesuai dengan dengan fitrah yang dikaruniai Allaah SWt kepada
manusia berupa akal, wanita pun sangat berhak mempergunakan akalnya untuk terus
belajar, berkarya, dengan akal juga manusia mampu berpikir untuk bagaimana
mempertahankan hidup, bagaimana caranya untuk bisa menjadi orang yang
bermanfaat bagi manusia lain, dan lain sebagainya. Dan juga sebagai wanita kita
akan menjadi “Al-Ummu madrasah Al-Ula”
(Ibu adalah madrasah pertama bagi
anak-anaknya) suka atau tidak itu akan terjadi. Memang benar adanya,
perempuan harus memiliki bekal ilmu yang tinggi untuk mendidik anak-anaknya kelak.
Peran Ibu sangat besar sekali pengaruhnya didalam keluarga. Untuk itu selain
kita harus menjadi Ibu yang hebat (sholihah) untuk anak-anak kita, juga harus
menjadi istri yang taat untuk suami kita.
Begitulah mungkin sepatah opini
tentang pertanyaan di atas menurut saya. Terima kasih :)
Comments
Post a Comment